Halo, semua! Masih dalam
suasana mudik dan Lebaran tahun 2022, pada 11 Mei 2022 kemarin saya berkesempatan untuk mewawancarai
orang yang terjun langsung dalam arus mudik. Pak Rohman adalah salah satu supir
travel dari Pasteur Tran. Meskipun baru bergabung dengan Pasteur Tran selama 7
bulan, pengalamannya menyetir travel sebelumnya tidak perlu diragukan. Mulai
dari Bandung-Semarang, Purwokerto, hingga Yogyakarta, dahulu sering ia sambangi
dalam perjalanan menyetirnya.
| Pak Rohman Dalam Aksinya Menyetir Travel Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Dalam kondisi
normal, pria berusia 43 tahun tersebut rutin menjalani rute Bekasi-Bandung
hingga 3x setiap harinya. Namun, sesekali ia juga dimintai tolong untuk rute
lain, seperti Bogor, bila memang sedang ramai dan dibutuhkan. Perjalanan tiga
kali sehari itu biasanya ia tempuh pada pagi, siang, dan sore/malam hari,
dengan jeda sekitar 1 jam untuk tiap keberangkatannya. Tidak jarang waktu istirahat
ia habiskan dengan mengunjungi cucu untuk menambah semangat. Pada musim mudik
Lebaran tahun 2022 ini, Pak Rohman juga turut terjun ke jalan dengan menyetir
travelnya tentunya. Beliau menyampaikan bahwa penumpang travel di musim mudik
kemarin juga turut mengalami peningkatan. Akan tetapi, rute yang ia jalani,
yaitu Bandung-Bekasi (PP), juga tidak luput dari macetnya arus mudik.
Seperti yang telah dirilis oleh Korlantas Polri, sebagai bagian dari Operasi Ketupat 2022 (Jalur Tol), dilaksanakan rekayasa lalu lintas berupa one-way dan ganjil-genap di ruas jalan tol. Untuk arus mudik, one-way dan ganjil-genap diberlakukan ke arah timur (menjauhi Jakarta) mulai dari KM 47 (Cikampek) hingga KM 414 (Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang). Rekayasa arus mudik ini dilakukan pada 28 April-1 Mei 2022. Sebaliknya, untuk mengatasi arus balik, diberlakukan one-way ke arah barat dari KM 414 hingga KM 28 atau Gerbang Tol (GT) Halim di KM 3.
| Rencana Pelaksanaan Rekayasa Lalu Lintas (One way dan Ganjil-Genap) Sumber: Instagram Divisi Humas Polri |
Meskipun benar bisa mengatasi kemacetan yang ke arah Jawa Tengah-Timur, tetapi dampak sebaliknya justru dirasakan oleh mereka yang memang tidak memanfaatkan rekayasa tersebut. Salah satunya adalah Pak Rohman dengan rute travel Bekasi-Bandungnya. Pecahan/gabungan tol Cipularang dengan tol Jakarta-Cikampek (Japek) ada di sekitar KM 67. Akan tetapi, dalam kondisi arus mudik (one-way ke timur), pengguna tol Cipularang yang menuju Jakarta dialihkan secara terpaksa menuju jalan arteri sejak wilayah Sadang. Hal ini menjadikan para pengendara tersebut harus bergabung dengan motor serta kendaraan berat lain di jalan arteri. Pak Rohman menyampaikan, bagi rutenya, yang biasanya bisa terus menggunakan tol dari Bandung hingga Bekasi, kini harus masuk ke jalan arteri mulai dari wilayah Sadang, Subang, Karawang, hingga Kalimalang dan Bekasi. Begitu juga sebaliknya, untuk kondisi arus balik, ketika yang one-way adalah menuju barat, hal ini menghambat keberangkatan dari Bekasi menuju Bandung. Sekalipun tetap ada polisi yang berjaga di area-area tertentu, penggabungan bersama kendaraan lain ini sangat berpengaruh dalam memperlama durasi perjalanan.
| Perbedaan Rute Bekasi-Bandung Menggunakan Tol (kiri) dan Arteri (kanan) Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Dalam kondisi
normal, Pak Rohman biasa menempuh perjalanan Bandung-Bekasi ataupun sebaliknya
dalam waktu sekitar 2 jam. Namun, akibat rekayasa lalu lintas pada musim mudik,
perjalanan bisa mencapai 8 jam. Pak Rohman menuturkan, salah satu teman dengan
jadwal keberangkatan terakhir yaitu pukul 8 malam dari Bandung, baru mencapai Bekasi
sekitar pukul 4 subuh. Lamanya durasi perjalanan ini menyebabkan turunnya
jumlah keberangkatan yang dilakukan Pak Rohman dan rekan-rekannya, menjadi
paling banyak 2x dalam sehari. Selain itu, Pak Rohman menuturkan bahwa ia dan
rekan-rekan harus pintar-pintar mencari celah untuk beristirahat di antara
perjalanan-perjalanan yang melelahkan. Seperti beristirahat di rest area
atau di dalam mobil hanya sekadar 10 menit, tidak seperti dalam kondisi normal
yang bisa beristirahat di mess untuk waktu yang cukup lama. Cara lain
juga dengan meminta tolong untuk menunda keberangkatan barang sekian menit
untuk bisa beristirahat sebelum berangkat kembali.
Dampak dari
rekayasa lalu lintas juga diperparah dengan terbatasnya armada dan pengemudi
yang dimiliki Pasteur Tran. Hal ini menyebabkan banyaknya keberangkatan yang
tertunda. Lama penundaan bisa mencapai 3 jam. Pak Rohman menyampaikan bahwa
tentu banyak penumpang yang kecewa dan mengeluh. Bahkan, tidak sedikit yang
mencoba mencari alternatif dengan kereta. Akan tetapi, pada akhirnya harus
kembali ke pilihan travel karena kehabisan tiket. Pada akhirnya memang tidak
banyak pilihan karena keadaan.
Untuk kondisi
di dalam wilayah Bandung sendiri, Pak Rohman menyampaikan bahwa memang cukup
ramai, tapi tidak keterlaluan. Beliau menambahkan hal ini bisa jadi dikarenakan
masyarakat yang lebih cenderung fokus pada momentum mudik dan berlebaran
bersama keluarga, sehingga tidak banyak yang mengunjungi Bandung untuk
berwisata.
| Foto Bersama Saya dengan Pak Rohman di Depan Armada Travelnya Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Dalam hal memantau kondisi jalanan, Pak Rohman dan rekan-rekan supir travel memiliki cara tersendiri. Mereka memiliki grup WA (Whatsapp) sesama supir travel dengan rute yang mirip. Sehingga apabila terdapat kondisi jalanan macet, ramai, atau perbaikan jalan, informasi mengenai hal-hal itu sering berputar di grup WA tersebut.
Akhir kata, Pak Rohman menyampaikan bahwa beliau bersyukur sekarang kondisi pandemi sudah lebih baik. Beliau juga berharap agar kasus COVID pasca-lebaran dan musim mudik tidak lagi naik, dan bisa membaik hingga seterusnya.
Bandung, 11-26 Mei 2022.
Sebenarnya ditulis sebagai tugas mata kuliah Jurnalisme, Sains, dan Teknologi, tapi ya sekalian aja di-post, hehe.
Comments
Post a Comment