Siang itu di Banyuwangi, 8 Januari 2020,
Di dalam sebuah mobil sewaan, aku dan teman-teman perjalananku (Farah, Sekar, dan Adam), baru saja menyelesaikan kunjungan ke Taman Nasional Baluran, Situbondo. Karena bingung harus mengisi waktu luang bagaimana sebelum ke tujuan selanjutnya, yaitu Kawah Ijen, kami pun coba mencari destinasi lain di sepanjang jalan Situbondo-Banyuwangi. Setelah sempat quick-survey di Google dan bertanya pada teman-teman yang sudah pernah ke sini, jatuhlah pilihan kami ke kawasan Pantai Bangsring. Kawasan ini ternyata sudah dikelola dan punya destinasi, yaitu "Bangsring Underwater".
Kami di lokasi sekitar pukul 2 siang. Kawasan Bangsring Underwater memiliki banyak atraksi, mulai dari permainan sekitar pantai, berperahu, snorkeling di sekitar rumah apung atau menyebrang ke Pulau Tabuhan. Kalau dari informasi teman kami, dia sendiri hanya mampir ke Pantai Bangsring untuk snorkeling ke Pulau Tabuhan, sehingga tidak terlalu mengeksplor kawasan Pantai Bangsring. Setelah kami telusuri lebih lanjut, sepertinya memang lebih cantik area snorkeling di Pulau Tabuhan. Akan tetapi, biaya penyebrangan kapal ke Pulau Tabuhan yaitu sebesar Rp500.000,-, atau minimal satu rombongan terdiri dari 10 orang. Dikarenakan tidak ada rombongan lain yang bisa diajak bergabung, serta harga tersebut terlalu besar kalau hanya diisi oleh 4 orang, kami memutuskan untuk sekadar snorkeling di sekitar rumah apung saja. Biaya snorkeling di sekitar rumah apung jauh lebih terjangkau, yaitu Rp5.000,- untuk penyebrangan, Rp30.000,- untuk alat snorkel (hanya snorkel dan goggle, tanpa fin), serta Rp30.000,- apabila ingin didampingi oleh guide ketika proses snorkeling.
![]() |
| Foto Rombongan di Penyebrangan ke Rumah Apung. Dari kiri ke kanan: Adam, Gamma (yaitu aku), Sekar, dan Farah Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020) |
![]() |
| Rumah Apung Bangsring dari Kejauhan Sumber: Farah (2020) |
Setelah menyebrang kurang dari 5 menit (yang ternyata setelah diukur jaraknya menggunakan Google Earth hanya sekitar 100 meter), kami pun sampai di Rumah Apung Bangsring Underwater. Kami pun di-brief tentang bagaimana snorkeling yang baik serta kira-kira akan melihat apa saja di bawah sana, dan proses snorkeling pun dimulai. Dan hasil snorkelingnya yaaaaaaaaa, biasa-biasa aja (👀👀), sepadan lah dengan harganya yang terjangkau. Perlu diakui juga airnya gak biru dan terlalu jernih. Meski begitu, tetap masih ada biota-biota laut seperti ikan badut, bintang laut, terumbu karang, dan banyak lainnya. Di bagian rumah apungnya juga terdapat penangkaran penyu dan hiu.
![]() |
| Kami di Rumah Apung dengan Latar Pulau Bali Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020) |
![]() |
| Kami dalam Penyebrangan ke Rumah Apung Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020) |
Ternyata eh ternyata, setelah ngobrol sama mas guide-nya, waktu terbaik untuk snorkeling di kawasan Pantai Bangsring ini yaitu di pagi hari, sekitar jam 7-8 pagi, karena perairannya sedang jernih-jernihnya. Aku sendiri juga tidak terlalu merekomendasikan snorkeling di sore hari (seperti aku), karena airnya relatif keruh dan arusnya pun cukup kencang hingga mudah bikin letih.
Berdasarkan pernyataan rekomendasi mas guide di atas, aku pun mencoba menghubungkan dengan parameter oseanografi yaitu pasang surut dan arus laut untuk mencari tahu kira-kira kapan sih waktu terbaik untuk bermain air di Pantai Bangsring ini?
- Pasang Surut
Dengan menggunakan bantuan Tidal Model Driver (TMD) dan koordinat kawasan Pantai Bangsring (8.053399°LS dan 114.431672°BT), aku bisa mendapatkan data amplitudo dan fase komponen pasang surut utama (M2, S2, O1, dan K¬1), yaitu:
|
Konstanta |
Amplitudo (m) |
|
M2 |
0.3708 |
|
S2 |
0.2006 |
|
K1 |
0.3058 |
|
O1 |
0.1946 |
Dari amplitudo keempat komponen tersebut, kita juga bisa mendapatkan Formzahlnya, yaitu 0.875744. Nilai Formzahl ini menunjukkan bahwa pasang surut kawasan Pantai Bangsring termasuk dalam tipe “Campuran Condong Ganda (Mixed Semidiurnal)”, sehingga dalam satu hari terjadi 2x pasang dan 2x surut dengan amplitudo gelombang pasang pertama tidak sama dengan gelombang pasang yang kedua. Tipe pasang surut ini selaras dengan penelitian Fuad, dkk (2016) dan Hutabarat (2019) yang mendapat nilai Formzahl 0.87 dan 0.8783.
Kemudian, peninjauan pasang surut dilakukan lebih dalam untuk mencari tahu waktu-waktu terjadinya pasang, surut, menuju pasang, dan menuju surut. Dengan berdasarkan data BIG untuk tanggal 8 Januari 2020, kita dapat melihat grafik elevasi muka air laut Pantai Bangsring seperti berikut:
![]() |
| Plot Elevasi Muka Air di Pantai Bangsring pada 8 Januari 2020 Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Dapat diketahui waktu menuju pasang yaitu pada sekitar pukul 12-2 dini hari dan 9-13 siang. Sedangkan untuk menuju surut terjadi di sekitar 02:00-05:00 dan 13:00 – 20:00 WIB. Terjadi 2x pasang, yaitu di pukul 02:00 dan 13:00 WIB, dan terjadi juga 2x surut yaitu pada 06:00 WIB dan 20:00. Tunggang pasut (selisih antara elevasi tertinggi dan terendah) antara dua periode pasut harian berbeda, yaitu pada pasang surut di pagi hari tunggang pasutnya hanya sekitar 0.2 meter, sedangkan pada pasang surut di sore hari tunggang pasutnya mencapai 1.6 meter. Selain itu, dengan berdasar pada data prediksi pasang surut BIG juga, dapat dilihat bahwa elevasi tanggal 8 Januari 2020 ini dapat tergolong dalam periode neap tide (pasut perbani), sehingga apabila pada periode spring tide (pasut purnama), rentang tunggang pasutnya dapat lebih besar lagi.
![]() |
| Plot Elevasi Muka Air di Pantai Bangsring pada 1-29 Januari 2020 Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Jika kita kembali pada apa yang disampaikan mas guide, beliau menyarankan untuk snorkeling di pagi hari. Ternyata, jika dicocokkan dengan waktu pasang dan surut hariannya, yang tertera pada Gambar 3, waktu pagi hari tersebut perairan Pantai Bangsring perubahan elevasinya sedang minim, yaitu di sekitar (–)0.1 meter, hingga apabila sebelum pukul 10 pagi sedang dalam kondisi menuju pasang, dengan elevasi sekitar (+) 0.4 meter. Di sisi lain, di sekitar pukul 16:00 WIB, pasang surut di Pantai Bangsring sedang menuju surut terendah, dengan elevasi muka air laut di Pantai Bangsring adalah sekitar (–)0.2 meter.
- Arus Laut
Selain meninjau fenomena pasang surutnya, kita juga dapat meninjau parameter arus laut di kawasan Pantai Bangsring. Menurut Hutabarat (2019), arah pergerakan arus di perairan Bangsring secara musiman cenderung seragam ke arah utara, kecuali pada Musim Barat (Desember-Februari) yang cenderung mengarah ke barat. Untuk kecepatan arusnya, kecepatan minimum terjadi di Musim Barat (Desember-Februari) (0.12-0.14 m/s) dan kecepatan maksimum di Musim Timur (Juni-Agustus) (0.5-0.52 m/s). Kecepatan arus ini menurut panduan Ekowisata Bahari milik Pusrikel (2018), memiliki skor 3 (paling sesuai) untuk di Musim Barat dan skor 0 (paling tidak sesuai), untuk kegiatan snorkeling.
Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa data dan kesesuaian kecepatan arus tersebut tidak memisahkan komponen arus pasang surut dengan arus nonpasang surut, sehingga tetap perlu dipertimbangkan waktu-waktu peristiwa pasang dan surutnya.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
- Fuad, M.A.Z., Sambah, A.B., Isdianto, A. and Andira, A., 2016. Pemetaan Batimetri Sebagai Informasi Dasar Untuk Penempatan Fish Apartment di Perairan Bangsring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Bathymetry Mapping as Basic Information for Fish Apartment Placement in Bangsring Waters, Banyuwangi, East Java). DEPIK Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 5(3).
- Hutabarat, A., 2019. Studi Pengaruh Faktor Hidro-Oseanografi Terhadap Distribusi Ukuran Butiran dan Transpor Sedimen di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
- Pusrikel, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2018. Buku Panduan Kriteria Penetapan Zona Ekowisata Bahari. Pusat Riset dan Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. IPB Press: Bogor.
- http://tides.big.go.id/pasut/index.html (Diakses pada 9 Mei 2021)






Comments
Post a Comment